Trading Menguntungkan dengan Breakout & Fakeout
Posted on Jan 23, 2018
Salah satu strategi trading menguntungkan di kalangan trader forex adalah breakout. Dikatakan trading menguntungkan karena breakout ini memungkinkan trader untuk mendapatkan ratusan pip saat breakout terjadi. Sebaliknya, trader yang tidak bisa mengantisipasi adanya breakout sudah pasti akan gigit jari saat harga bergerak ke arah berlawanan.
Breakout terjadi saat level harga tertentu dilampaui oleh pergerakan harga. Level harga yang dimaksud bisa berbentuk support & resistance, pivot points, fibonacci, dan lain sebagainya. Tujuan dari trading dengan strategi breakout adalah masuk ke pasar di saat breakout dimulai dan terus “menunggangi” trend yang dimulai oleh breakout tersebut, sampai reversal yang baru terbentuk.
Banyak orang yang tertarik untuk menjadi seorang trader forex dikarenakan dinamisnya pergerakan harga mata uang di pasar forex. Namun jika seorang trader tidak hati-hati, pergerakan yang dinamis ini yang justru akan “membantai” para trader pemula.
Maka dari itu di artikel kali ini, MRG Trade akan membahas salah satu strategi yang paling efektif untuk menaklukkan dinamisnya pergerakan harga di pasar forex, yakni breakout trading. Dari pada ikut-ikutan orang untuk trading di saat kondisi pasar sedang volatile, kita akan mencoba untuk melihat pair mana yang volatilitasnya rendah, lalu menunggu sampai breakout terjadi dan meraih banyak keuntungan!
Cara mengukur volatilitas
Ada beberapa indikator yang bisa anda manfaatkan untuk mengukur seberapa tinggi volatilitas sebuah pair. Dengan cara ini, anda bisa mendeteksi kapan kiranya sebuah breakout akan terjadi. Ada tiga indikator yang bisa anda gunakan untuk mengukur volatilitas, yakni moving average, bollinger bands, dan average true range (ATR).
- Moving average: indikator yang satu ini bisa dibilang sebagai indikator yang paling umum digunakan oleh trader forex. Sederhananya, moving average mengukur pergerakan harga rata-rata dalam waktu tertentu. Contohnya, jika anda memasukkan nilai 20 di kolom period pada grafik harian (1D), maka indikator akan memberikan pergerakan harga rata-rata dari 20 hari terakhir.
- Bollinger bands: indikator ini memang dibuat untuk mengukur volatilitas pasar forex. Cara membaca datanya pun sangatlah mudah. Saat garis-garis bollinger menyempit, itu tandanya bahwa volatilitas sedang rendah. Namun saat garis-garisnya melebar, artinya volatilitas sedang meningkat.
- Average true range: ATR juga termasuk sebagai indikator yang berfungsi untuk mengukur tingkat volatilitas. Hanya ada sebuah garis di kolom indikator ATR. Jika garis ATR berada di atas, itu artinya pasar sedang volatile, namun jika berada di bawah, itu artinya volatilitas pasar forex sedang rendah.
Jenis-jenis breakout
Ada dua jenis breakout yang biasa terjadi di pasar forex. Yakni continuation breakout dan reversal breakout. Mengetahui seperti apa pergerakan yang dibentuk oleh kedua breakout ini akan membantu anda untuk mendapatkan seperti apa gambaran umum yang sedang terjadi di pasar forex.
Breakout itu penting karena terjadinya breakout mengindikasikan adanya perubahan jumlah permintaan dan penawaran di mata uang yang anda tradingkan. Perubahan sentimen ini bisa mengakibatkan pergerakan harga yang cukup lebar dan merupakan peluang bagi anda untuk mendapatkan keuntungan.
Continuation breakout
Tidak jarang kita temukan pergerakan trend seakan terhenti dan kondisi pasar berubah menjadi sideways sebelum trend tersebut berlanjut ke arah yang sama. Breakout yang seperti ini dinamakan dengan continuation breakout. Skema sederhananya seperti berikut: uptrend – sideways – uptrend atau downtrend – sideways – downtrend. Trader biasa menyebut gerakan di antara kedua trend ini sebagai konsolidasi.
Reversal breakout
Sebaliknya, reversal breakout adalah kondisi di mana trend yang terbentuk setelah breakout bergerak ke arah yang berlawanan dibandingkan sebelum terjadinya konsolidasi. Skema sederhananya adalah sebagai berikut: downtrend – konsolidasi – uptrend atau uptrend – konsolidasi – downtrend.
False breakout
False breakout adalah ketika harga menembus level support/resistance yang terjadi saat konsolidasi, namun tidak melanjutkan pergerakan arah tersebut. Yang terjadi justru hanyalah lonjakan harga yang begitu cepat namun kemudian harga kembali bergerak di koridor support & resistance konsolidasi. Berikut contoh gambarnya:
Ada banyak sekali trader yang terkecoh dengan adanya fakeout ini dan mengakibatkan mereka tidak bisa mendapatkan keuntungan dari trading. Cara paling tepat untuk menghindari fakeout ini adalah dengan cara menunggu sampai harga berbalik arah ke sebelumnya dan melihat apakah harga membentuk harga tertinggi yang baru (untuk kondisi uptrend) atau harga terendah yang baru (untuk kondisi downtrend).
Cara lainnya adalah dengan tidak buru-buru buka posisi saat pertama kali anda melihat adanya breakout. Tunggulah sampai anda benar-benar bisa memastikan bahwa memang terjadi uptrend atau downtrend setelah masa konsolidasi. Kekurangannya, anda akan ketinggalan beberapa pip yang mungkin bisa menambah pundi-pundi dollar anda.
Trading menggunakan breakout
Ada beberapa cara yang bisa anda gunakan untuk trading menggunakan strategi breakout. Anda tinggal memilih cara mana yang paling nyaman anda gunakan saat trading breakout. Ada empat cara yang bisa anda gunakan, yakni menggunakan analisis candlestick, trendline, channels, dan menggunakan segitiga. Mari kita bahas satu persatu.
Breakout dengan analisis candlestick
Ada sejumlah formasi candlestick yang mengindikasikan terjadinya sebuah breakout. Beberapa di antaranya adalah:
- Double top/bottom
- Head & shoulders
- Triple top/bottom
Baca artikel MRG Trade yang membahas pola candlestick ini agar anda bisa mendapatkan gambaran lengkap seperti apa pola-pola ini. Selain analisis candlestick ini, anda juga bisa menggunakan cara lainnya yang mampu membantu anda memperkirakan ke manakah arah breakout yang akan terjadi.
Breakout dengan trend lines
Cara paling umum yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya breakout adalah dengan menggunakan trend lines. Saat menggambar trend line, akan lebih baik jika anda menghubungkan paling tidak dua puncak/lembah. Jika anda mampu menghubungkan lebih banyak lagi puncak/lembah, maka akan semakin kuat trend line tersebut.
Ketika harga mendekati garis trend line, ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, harga akan memantul kembali ke arah sebelumnya, atau harga akan menembus garis trend line dan terjadi breakout. Ini yang kita tunggu-tunggu. Mari kita cari informasi tambahan dengan menambahkan indikator MACD di trading platform yang digunakan.
Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa trend line dan indikator MACD memberikan sinyal breakout yang sama. Ketika pergerakan harga menembus trendline, indikator MACD juga berganti arah histogramnya dari bullish ke bearish. Breakout pun sudah dipastikan terjadi!
Breakout menggunakan channel
Mendeteksi adanya breakout juga bisa menggunakan channel. Penggunaan channel bisa dibilang mirip-mirip dengan trend line. Bedanya, di channel anda akan melihat sebuah garis tambahan. Bentuk channel kurang lebih seperti ini:
Dengan channel kita bisa mengidentifikasi dua arah pergerakan breakout, baik itu ke arah uptrend atau downtrend. Penggunaannya kurang lebih sama dengan trend line, yakni dengan memerhatikan kapan harga bergerak mendekati garis channel, dibantu dengan indikator seperti MACD atau stochastic supaya kita mendapatkan sinyal yang lebih kuat.
Breakout dengan segitiga
Mengidentifikasi breakout juga bisa dilakukan dengan menggaris “segitiga” di layar platform trading anda. Bentuk segitiga biasanya terbentuk saat permulaan pergerakan harga pasar yang dinamis lalu perlahan-lahan menjadi konsolidasi. Ada tiga tipe segitiga yang biasanya muncul di pergerakan harga: ascending triangle, descending triangle, dan symmetrical triangle. Mari kita kupas bersama.
- Ascending triangle
Segitiga yang satu ini terbentuk ketika garis resistance bertemu dengan higher low yang kemudian berujung pada breakout ke arah uptrend. Ini adalah sinyal bahwa para pembeli semakin kuat. Ketika harga bergerak menembus garis resistance, maka indikasi adanya breakout akan semakin terlihat.
- Descending triangle
Sebaliknya, descending triangle adalah kondisi di mana garis support bertemu dengan lower high dan kemudian mengakibatkan adanya breakout ke arah downtrend. Keadaan ini menyiratkan bahwa semakin sedikit pembeli yang ada di pasar dan para penjual mulai berdatangan.
- Symmetrical Triangle
Segitiga ini terbentuk dari pertemuan higher low dan lower high. Puncak yang semakin menurun serta lembah yang beranjak naik ketika bertemu berpotensi menghasilkan breakout. Namun breakout yang dihasilkan bisa berupa uptrend atau downtrend. Ada baiknya anda menunggu breakout yang terbentuk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk masuk pasar.
Mengukur kekuatan breakout
Mengetahui kekuatan sebuah breakout bagaikan mendapatkan kepastian bahwa memang ada breakout yang sedang berlangsung. Trader biasanya menggunakan sejumlah indikator untuk membaca kekuatan trend. Umumnya, indikator yang digunakan adalah MACD dan RSI.
- MACD
Untuk mengetahui seberapa kuatnya trend yang sedang berlangsung bisa dengan melihat panjangnya histogram yang ada di indikator MACD. Makin panjang histogram, maka makin kuat momentum breakout yang terjadi. Jika histogram pendek, bisa jadi kondisi pasar sedang ranging.
- Relative strength index (RSI)
RSI adalah indikator lainnya yang banyak digunakan oleh trader untuk mencari konfirmasi breakout. Cara yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi adanya breakout adalah dengan mencari divergence. Ketika pergerakan harga memperlihatkan higher high, sementara RSI menunjukkan lower high, maka kemungkinan datangnya breakout semakin kuat.
Trading menggunakan fakeout
MRG Trade menemukan bahwa fakeout adalah kejadian di mana pergerakan harga seolah membentuk breakout, tetapi justru bergerak kembali ke arah semula. Harga yang sudah menembus level support/resistance ini banyak mengelabui trader karena percaya bahwa breakout sudah terjadi dan ambil posisi. Namun, kemudian terpaksa menahan tangis karena terkena stop loss.
Bayangkan Anda ambil posisi sell, jika melihat harga bergerak turun seperti di atas. Sudah pasti Anda terkena stop loss ketika harga melanjutkan uptrend-nya. Inilah yang banyak mengelabui trader yang terlalu terburu-buru melihat perubahan arah harga yang begitu cepat.
Trading menggunakan fakeout adalah sebuah langkah yang berani, karena Anda akan trading melawan arah pergerakan breakout. Namun camkan bahwa strategi ini hanya cocok digunakan untuk jangka pendek, bukan trading jangka panjang.
Buat sejumlah trader, cara yang bisa dibilang nekat ini sangatlah menguntungkan. Yang perlu dipelajari adalah kapan kiranya pergerakan harga akan melakukan fakeout, bukannya breakout. Trader yang menggunakan strategi ini percaya bahwa breakout cenderung lebih sering gagal terbentuk dibanding berhasil.
Cara pertama untuk trading fakeout adalah dengan mendeteksi kapan kiranya fakeout akan terjadi. Fakeout potensial biasanya ditemukan di sekitar area support & resistance yang dibuat menggunakan trend line, pola grafik, atau harga tertinggi/terendah sebelumnya.
Fakeout trading menggunakan trend line
Jika Anda melihat adanya celah antara trend line dengan harga tertinggi/terendah saat menarik garis trend line di grafik, maka besar kemungkinan pergerakan harga akan melanjutkan kembali trend yang sedang berlangsung dan menjauh dari trend line. Mari kita lihat contohnya di bawah ini.
Selain itu, kecepatan pergerakan harga juga penting untuk mendeteksi apakah terjadi breakout atau tidak. Jika harga bergerak mendekati garis trend line perlahan-lahan, maka besar kemungkinan breakout tidak akan terjadi. Namun, jika harga bergerak cepat ditandai dengan bentuk candlestick yang panjang, maka breakout sudah hampir dipastikan akan terjadi.
Cara trading fakeout menggunakan trend line ini sebenarnya sederhana saja. Masuklah ke pasar saat harga mulai menjauh dari garis trendline. Dengan demikian anda akan terhindar dari kerugian dengan kemungkinan adanya breakout.
Fakeout trading menggunakan chart pattern
Ada dua chart pattern yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya fakeout, yakni head and shoulder serta doube top/bottom. Pola head and shoulder sebenarnya merupakan pola yang sulit untuk dideteksi, namun dengan latihan dan pengalaman, pola ini bisa anda jadikan andalan untuk meraih keuntungan dari trading dengan fakeout.
Pola head and shoulder bisa dibilang sebagai pola yang memberikan sinyal reversal yang kuat. Jika pola ini terbentuk di akhir uptrend, maka head and shoulder memberikan sinyal bearish reversal. Sebaliknya, jika pola ini terbentuk di akhir downtrend, maka sinyal yang diberikan adalah bullish reversal.
Dari contoh di atas, kita bisa melihat terbentuknya satu kepala dan dua shoulder di akhir sebuah downtrend. Di pola grafik ini, kita bisa mengatakan bahwa breakout yang terjadi pertama kali adalah sebuah fakeout karena harga bergerak naik kembali.
Namun terbentuknya pola head and shoulder ini adalah sebuah pertanda bahwa akan hadir sebuah breakout lagi ke arah downtrend. Jika anda menarik garis trendline di puncak harga seperti di atas, anda tinggal menyesuaikan di mana anda pasang sell order. Jangan lupa untuk pasang stop loss. Karena di dunia forex tidak ada sesuatu yang pasti.
Pola grafik selanjutnya adalah double top/bottom. Dibandingkan dengan head and shoulder, trader lebih menyukai pola ini karena lebih mudah untuk dideteksi. Mari kita lihat contohnya di bawah ini:
Di ujung uptrend, jika anda melihat pola ini terbentuk, yang bisa anda lakukan berikutnya adalah mencari di mana kemungkinannya fakeout terbentuk. Caranya mudah, tarik saja garis trendline yang menghubungkan lower high yang terbentuk. Setelah itu tunggu saat fakeout terbentuk dan ambil posisi buy sedikit di bawah garis trendline. Jangan lupa pasang stop loss yaa!
Pembahasan mengenai trading dengan breakout dan fakeout ini sekaligus mengakhiri bagian analisis teknikal di rangkaian tutorial MRG Trade. Namun tenang, rangkaian artikel kami ini belum berakhir kok! Masih ada banyak cara lainnya untuk mengeruk keuntungan dari trading forex!
Berikutnya kita akan membahas mengenai analisis fundamental dan bagaimana caranya menggunakan analisis fundamental ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mampu menggerakkan harga mata uang secara signifikan. Klik tombol di bawah ini untuk lanjut ke pembahasan tersebut:
There are no comments yet