Analisis Teknikal Menggunakan Trend Lines
Posted on Jan 03, 2018
Selain support & resistance, trendline (trend lines) adalah salah satu alat analisis teknikal paling umum di pasar forex. Sayangnya, jika dibandingkan dengan support & resistance, trend lines lebih jarang digunakan. Padahal, jika digunakan secara tepat, trendline cukup akurat.
Alih-alih digunakan secara tepat, trader tidak menggambar garis trendline secara tepat. Lebih parah lagi, memaksakan garis yang mereka gambar agar sesuai dengan pergerakan harga yang sedang terjadi.
Pada kenyataannya, menggambar garis trendline sangatlah mudah. Ada dua jenis trendline, yakni uptrend atau downtrend. Uptrend digambar mengikuti lembah-lembah pergerakan harga yang bergerak naik. Sebaliknya, downtrend adalah garis yang mengekor pergerakan puncak-puncak harga yang terus menurun.
Bingung? Mungkin lebih enak dijelaskan lewat contoh gambar seperti di bawah ini:
Bisa dilihat dari gambar tersebut, downtrend adalah garis lurus merah yang menurun menghubungkan satu puncak harga dengan yang lainnya. Sedangkan, uptrend adalah garis biru yang menghubungkan satu lembah harga dengan yang lainnya.
Menurut kami di MRG Trade, cara menggambar trendline dengan benar sangatlah mudah. Yang harus dilakukan hanyalah menghubungkan paling tidak dua puncak atau dua lembah dengan sebuah garis. Sesederhana itu saja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan trend lines:
- Anda butuh dua puncak atau dua lembah untuk menggambar sebuah trendline. Bila Anda menemukan puncak atau lembah yang ketiga, ini adalah konfirmasi bahwa sebuah trend memang sedang berlangsung.
- Makin curam sebuah trendline yang terbentuk, makin tinggi kemungkinannya akan terjadi sebuah breakout setelah garis uptrend atau downtrend ditembus.
- Sama seperti garis support & resistance, makin banyaknya lembah dan puncak yang terbentuk dan menyentuh trendline, makin kuat pula tren tersebut.
Yang paling penting, jangan memaksanya untuk sesuai dengan pergerakan harga. Apabila Anda menghubungkan dua lembah yang berjauhan dengan sebuah garis tren, sementara di tengah-tengahnya candlestick bergerak melewati garis, maka cara tersebut tepat untuk menggambar garis tren.
Cara lain untuk melakukan analisis teknikal di pasar forex yakni dengan menggunakan channel. Bukan, yang kami maksud bukan channel TV di mana anda bisa menonton pertandingan sepakbola. Tapi channel ini adalah analisis teknikal menggunakan trendline yang lebih kompleks.
Channels
Secara teori, channel adalah dua garis tren yang digambar secara paralel antara yang satu dengan yang lainnya. Jadi, meskipun sedang terjadi uptrend atau pun downtrend, kedua garis channel haruslah memiliki sudut kemiringan yang sama. Jika tidak, maka channel tidak akan terbentuk. Mari kita lihat contoh di bawah ini untuk lebih jelasnya:
Bisa dilihat pada gambar di atas, kedua garis tren di gambar secara paralel mengikuti pergerakan harga yang sedang uptrend. Sama seperti trendline, untuk membuat channel, Anda harus menghubungkan minimal dua puncak atau lembah.
Masing-masing garis, baik yang di atas ataupun bawah, bisa digunakan untuk mengidentifikasi area support atau resistance. Banyak trader menggunakan channel untuk mencari sinyal masuk ke pasar forex. Berikut cara mudah, menurut MRG Trade, untuk mengidentifikasi sinyal buy/sell:
- Ketika harga menyentuh bagian BAWAH trend line, ini adalah sinyal untuk ambil order BUY.
- Ketika harga menyentuh bagian ATAS trend line, Anda bisa menggunakan sinyal ini untuk ambil order SELL.
Namun, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ketika ingin menggunakan channel untuk melakukan analisis teknikal:
- Saat menggambar garis channel, pastikan kedua garis tersebut SEJAJAR. Channel tidak akan memberikan sinyal trading yang tepat ketika Anda tidak menggambar dua garis yang sejajar.
- Kedua garis harus menghubungkan minimal DUA PUNCAK atau DUA LEMBAH, sama halnya seperti ketika menggambar garis trendline. Jika Anda tidak bisa menghubungkan minimal dua puncak atau dua lembah, maka channel tidak akan terbentuk.
Selanjutnya, kita akan mempelajari bagaimana caranya melakukan analisis teknikal menggunakan Japanese candlestick. Klik tombol di bawah ini untuk lanjut ke artikel tersebut:
There are no comments yet